Terjemahan Cerpen The Little Girl and Mushroom

9 Rabiul Akhir 1441 H

The Little Girl And Mushrooms:
Gadis Kecil dan Jamur:



It was a fine summer morning, perfect to be outdoors. Two sisters had been out mushroom picking, and were on their home with heavy baskets full of mushrooms. They sang songs on the way, and played with each other.

Kala itu adalah sebuah pagi yang cerah di musim panas, sempurna untuk berada di luar rumah. Dua orang bersaudari sedang keluar memetik jamur, dan sedang dalam perjalanan pulang ke rumah mereka dengan keranjang berat yang penuh jamur. Mereka bernyanyi dalam perjalanan, dan saling bercanda satu sama lainnya.

Soon they reached a point where they had to cross a railway track. They did not think twice about crossing it since there was no train coming, and they could not hear any whistle. They slowly climbed the embankment to cross the track, taking care not to drop the baskets. They were very near the track and the little sister was about the cross it, when they heard the distinct horn of a train.

Ketika mereka mencapai area dimana mereka harus menyebrangi rel kereta api. Mereka tidak berpikir dua kali untuk menyebrang karena tidak ada kereta api yang hendak melintas, dan mereka tidak bisa mendengar suara peluit apapun. Mereka dengan pelan-pelan memanjat pembatas untuk menyebrangi rel kereta api, berhati-hati agar tidak menjatuhkan keranjang mereka. Mereka sangat dekat dengan rel dan sang adik tengah akan menyebranginya ketika mereka mendengar suara peringatan kereta api.

The older sister got frightened and ran back. She thought that the young one was following her. She turned back and was shocked to see her little sister still crossing the track. "Come back here, run back fast," she screamed.

Sang kakak ketakutan dan balik kembali. Dia menyangka bahwa adiknya sedang mengikutinya. Dia menoleh dan terkejut melihat adik kecilnya masih menyebrangi rel. "Kembali kesini, lari kesini cepat," teriaknya.

It seemed that the little girl could not hear her sister. She was still concentrating on stepping over the track with her little feet, and holding on to the basket. Then she tripped and fell on the track, scattering her mushrooms around. She sat down and began picking them up and putting in her basket.

Tampaknya sang adik tidak bisa mendengar kakaknya. Dia masih fokus melangkah di rel kereta api dengan kaki kecilnya, dan sambil memegang keranjang. Kemudian dia  tersandung dan jatuh di atas rel, menghamburkan jamur-jamurnya disekelilingnya. Dia duduk dan mulai memungutinya dan meletakkannya di keranjangnya.

In the meanwhile the elder sister had become hysteric. She cried and screamed, calling her little sister to leave the mushrooms and run back, but it seemed as though the little one could not hear her.

Sementara itu sang kakak telah menjadi histeris, dia menangis dan berteriak, menyuruh adiknya untuk meninggalkan jamur-jamurnya dan lari, tapi sepertinya sang adik tidak dapat mendengarkannya.

The engine driver panicked on seeing the girl and blew his whistle with all his might, but she appeared not to hear the whistle. Her sister was now crying loudly, overcome by panic, as the little sister crawled between the tracks on her hands and knees, to pick the rest of the mushrooms.

Sang masinis panik melihat si gadis kecil dan meniup peluitnya dengan sepenuh tenaganya, tapi dia nampaknya tidak mendengar peluit itu. Kakaknya sekarang menangis dengan keras, dilanda kepanikan, karena sang adik merangkak di atas rel dengan tangan dan lututnya, untuk memungut sisa-sisa jamurnya.

The engine driver was helpless as it was not possible for him to stop the engine suddenly. He blew the whistle as hard as he could, but the engine rolled over the little girl. The older sister clasped her face with her trembling hands and cried bitterly. The passengers too panicked at the thought of the sight they would have to witness. The guard ran down to the end of the train to see what happened to the little girl. When the train passed, everybody saw her lying very still between the tracks with her face down.

Sang masinis putus asa karena tidak mungkin baginya untuk menghentikan mesin seketika. Dia meniup peluit sekeras yang dia bisa, tetapi kereta api melindas sang gadis kecil. Sang kakak menampar wajahnya dengan tangan bergetar dan menangis dengan pahitnya. Para penumpang juga panik pada kenyataannya yang mereka harus saksikan. Sang penjaga lari ke ujung kereta api untuk melihat apa yang terjadi pada sang gadis kecil. Ketika kereta api berlalu, semua orang melihatnya berbaring sangat tenang diantara rel dengan wajah menghadap ke bawah.

Then she raised her head, sprang to her knees and began gathering the remaining mushrooms.

Kemudian dia mengangkat kepalanya,  merangkak dengan lututnya dan mulai mengumpulkan sisa-sisa jamur.

The big sister ran towards her, tears streaming down her face. They hugged and kissed each other, crying out of happiness, tears of joy flowing down their little cheeks. Never were two souls so happily united as at that moment. She promised her little sister that thereafter she would hold her hand tightly while crossing the railway line.

Sang kakak lari kearahnya, air mata bercucuran di wajahnya. Mereka saling berpelukan dan berciuman satu sama lainnya, menangis penuh kebahagiaan, air mata kebahagiaan bercucuran di pipi kecil mereka. Tidak pernah sebelumnya dua jiwa bersatu dengan begitu senangnya seperti saat itu. Dia berjanji kepada adiknya bahwa setelah itu dia akan memegang erat tangannya ketika menyebrangi rel kereta api.

The two sisters then picked all the remaining mushrooms, and hand in hand, solemnly walked back home. They were indeed two souls who had become wiser than their years, in the span of a few minutes.

Kedua bersaudari lalu memungut semua sisa jamur, dan saling bergandengan tangan, berjalan pulang ke rumah dengan tenang. Mereka adalah dua jiwa yang telah menjadi bijaksana ketimbang umur mereka, dalam rentang beberapa menit.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Terjemahan Cerpen Milkmaid and Her Pail